PENAJAM PASER UTARA – Terkait permasalahan kasus Demam Berdarah (DBD), Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Penajam Paser Utara (PPU) Budi Santoso menjelaskan, akan berkolaborasi melakukan surveilans. Pihaknya mencoba untuk melihat apakah wilayah tersebut sudah bebas dari jentik nyamuk.
“Karena antisipasi kita itu ada di pembiakannya, bukan di nyamuk dewasanya,” jelasnya.
Tentu pembiakannya berada di dalam genangan air. Genangan airnya pun genangan air yang bersih dan tertutup dan kurang mendapat sinaran matahari.
“Kalau genangan air biasa, berbeda. Tidak mau digenangan air kotor atau air yang bercampur dengan tanah,” jelasnya.
“Jadi benar – benar air yang biasa kita gunakan. Tertutup, dalam arti yang lembab dan tidak terkena sinar matahari,” sambungnya.
Pihaknya juga akan penghitungan. Mengantisipasi terlebih dahulu dengan melihat. Dirinya mencontohkan, misalnya dalam satu teritorial ternyata 90 persen rumah bebas jentik. Artinya wilayah tersebut aman.
“Jadi kita berharap masyarakat juga bisa menjaga lingkungannya masing-masing. Karena penbiakan jentik bukan di wilayah komunal. Dia lebih cenderung berada di wilayah privasi. Seperti dilingkungan wilayah rumah penduduk,” ucapnya.
Harapnya, penduduk atau warga masyarakat PPU secara rajin untuk dapat melakukan 3M. Seperti menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air serta mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.
“Itu yang perlu kita lakukan untuk mengedukasi kepada masyarakat agar melakukan hal tersebut. Apalagi dengan cuaca saat ini juga sangat berpengaruh. Karena perkembangan itu terjadi ketika memasuki musim hujan. Jadi, karena banyaknya genangan air dan lembab, nyamuk cepat berkembang dan membawa virus DBD,” pungkasnya. (Cps)