Masyarakat Mandi Lumpur, Protes Dampak Tambang yang Tak Dapat Perhatian

Teatrikal di depan kantor gubernur KaltiM. (pry)

SAMARINDA – Pengunjuk rasa yang menamai diri Forum Masyarakat Sangasanga Menggugat melakukan aksi di depan kantor Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), pada Kamis (8/4/2021). Mereka menuntut terkait tambang yang berada disekitar wilayah 9 RT di Kelurahan Jawa, Kecamatan Sanga-sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara itu.

Sembari berorasi, beberapa masyarakat melakukan aksi teatrikal dengan mandi lumpur. Tampak dua orang peserta aksi berperan sebagai masyarakat, dan satu orang mengenakan baju dan helm proyek sebagai karyawan tambang.

Si pemeran karyawan tambang membawa ember berisikan lumpur yang kemudian ditumpakan kepada dua masyarakat tersebut.

Dijelaskan Aditya, perwakilan warga RT 08 mengatakan aksi mandi lumpur itu sebagai bentuk simbolis dampak perusahaan tambang saat hujan turun kepada warga.

“Itu hari hari seperti itu kena lumpur,” serunya.

Setiap hujan, warga membersihkan lumpur yang bahkan masuk kerumah mereka. Pihaknya sudah melaporkan ke pemerintah, namun tidak ada respon dari pemerinah setempat.

“Pemerintah janjikan fasilitas dan perbaikan tapi tidak ada, jadi swadaya sendiri. Pagi sampai pagi bersihkan lumpur jalan Mustakim berjarak sekiatar 500 meter,” jelasnya.

Dari catatan yang dihimpun Jatam Kaltim, banjir besar pernah terjadi pada tanggal 16 Februari dan 3 Maret silam. Sempat melapor ke pemerintah, bukanya direspon, warga malah mendapatkan tindakan kriminalisasi dan intimidasi. Sembilan RT di Kelurahan Jawa itu merasakan betul dampak dari pertambangan tersebut.

DWI Hadrawati, yang juga warga RT 08 Kelurahan Jawa mengatakan selama aktifitas tambang berlangsung, banjir sering terjadi setiap hujan turun. Bahkan tidak sampai satu jam, banjir menggenangi kawasan tersebut.

“35 menit pernah sudah sepaha.karena memang sengaja membuang limbah. Pemerintah belum ada tanggapan malahan kami disurati Kapolres dituduh menghalangi kegiatan mereka,” katanya.

Bahkan ia keluhkan air untuk kebutuhan sehari-hari semakin tidak jernih dan berwarna kuning kecoklatan. Perlu diketahui bersama, dampak tersebut akibat aktifitas dari PT. Adimitra Baratama Nusantara (PT. ABN) yang beroperasi di sekitar wilayah Kelurahan Jawa. (pry)

Share

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *