SAMARINDA – Pendemi Covid-19 atau yang disebut dengan virus corona, cukup memberikan dampak besar bagi perekonomian di Indonesia, salah satunya pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Samarinda mengalami penurunan secara drastis.
Akibat dari permasalahan tersebut, timbul berbagai macam langkah yang diambil oleh para pelaku UMKM agar usaha mereka tetap berjalan, mulai dengan cara mengurangi jam kerja sampai dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) para karyawan, hal ini dilakukan demi menekan biaya pengeluaran.
“Jadi ada beberapa pelaku usaha membuat kebijakan untuk mengurangi jam kerja dan pemotongan gaji, masuk kerja selama sebulan hanya 15 hari, dan sisanya libur. Jadi mereka berusaha keras menghindari phk bagi para pegawainya atau merumahkan,” kata Kepala Dinas Industri Kota Samarinda, M Faisal, Senin (22/6/2020) pagi.
Selain itu untuk tetap memberikan support kepada setiap UMKM, pemerintah pusat juga turut memberikan bantuan sarana dan prasarana kepada para pelaku UMKM di seluruh Indonesia termasuk Samarinda, untuk meringankan beban mereka.
“Kedepan insyallah kita berikan bantuan sarpras atau sarana dan prasarana untuk industri kecil di Samarinda yang terdampak COVID-19. Seperti pengrajin sarung, manik-manik, meubel, las dan lain-lainnya,” ungkapnya.
Dan yang menjadi kendala utama para pelaku UMKM kini mereka di hadapi dengan penjualan produk secara langsung atau offline yang mengalami penurunan.
“Secara umum dari dampak COVID-19 ini untuk industri mengalami penurunan. Tetapi disisi lain, penjualan online meningkat,” tambahnya.
M. Faisal mengatakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada pelaku UMKM ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tim gugus COVID-19.
“Kita kasih bantuan seperti bahan-bahan dan alat-alat kepada mereka. Bantuan ini dari APBN Tim Gugus COVID di sektor ekonomi, tujuannya agar membantu mereka dan semangat lagi. Jadi mereka tinggal mengerjakannya saja, tidak memikirkan modalnya. Karena bahan-bahan kita kasih,” tuturnya.
Saat di singgung mengenai bahan baku yang ada di Samarinda pada saat ini, Ia mengakatan tidak ada kendala dan mulai sedikit membaik pada saat penerapan new normal sekarang ini jika dibandingkan pada bulan sebelumnya.
“Untuk bahan baku di Samarinda tidak mengalami kendala lagi seperti pada bulan Maret dan April lalu. Karena dulu itu kan akses masuk agak susah, dari jalur darat ataupun kapal. Tetapi untuk sekarang sudah mulai kembali lagi. Dan kita tinggal mencari marketnya, karena COVID-19 ini marketnya mengalami penurunan. Jadinya hasil jualan mereka menumpuk, tidak ada yang membeli,” tutupnya. (Titi)
Editor : Hairul Anwar