Percepatan Tanam Didukung, Tapi Petani Butuh Waktu Pulihkan Lahan: Pesan Sujiati untuk Pemerintah

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Sujiati.

PENAJAM PASER UTARA – Di tengah semangat pemerintah mendorong percepatan tanam demi swasembada pangan nasional, suara dari petani dan perwakilan rakyat di daerah menunjukkan realitas yang tak bisa diabaikan. Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Sujiati, menegaskan bahwa kebijakan percepatan tanam harus melihat kesiapan lahan serta kebutuhan petani untuk memulihkan kondisi tanah pasca panen.

“Petani itu sebenarnya siap saja kalau diminta untuk tanam lebih cepat. Tapi lahannya juga perlu istirahat. Baru panen, tanahnya harus dipulihkan dulu. Minimal batang-batang panen sebelumnya dibusukkan dulu sebelum ditanami lagi,” ucap Sujiati, Senin (14/4/2025).

Menurutnya, banyak yang keliru memahami bahwa petani enggan beradaptasi dengan kebijakan. Padahal, mereka sangat mendukung program pangan nasional, namun kondisi lahan di daerah tropis seperti PPU tidak bisa dipaksakan tanpa mempertimbangkan siklus alami tanah.

“Kalau langsung tanam, kualitas tanah bisa terganggu. Unsur haranya belum kembali, tanah belum netral. Akibatnya hasil tanam bisa turun. Jadi ini bukan soal mau atau tidak, tapi soal teknik dan kebutuhan alam,” jelasnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa pola pengolahan tanah yang terburu-buru justru akan merugikan petani. Karena jika hasil panen tidak sesuai harapan, bukan hanya kerugian ekonomi yang terjadi, tetapi juga menurunnya kepercayaan terhadap program pemerintah.

“Lebih baik ditunda sedikit, tapi hasil panennya maksimal. Petani juga nggak mau rugi karena kualitasnya turun. Ini logika yang harus dipahami dalam kebijakan pangan,” tambahnya.

Sujiati berharap agar pemerintah pusat dan daerah terus menjalin dialog terbuka dengan petani, serta mempertimbangkan masukan dari akar rumput. Menurutnya, kunci keberhasilan swasembada pangan tidak hanya pada jumlah tanam, tetapi juga kualitas panen dan keberlanjutan ekosistem pertanian.

“Ini perlu jadi perhatian bersama. Program percepatan itu bagus, tapi perlu disesuaikan. Jangan sampai niat baik justru menyulitkan petani karena kondisi lapangan yang tidak siap,” tutupnya. (Adv)

Share

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *