Gaton Rela Makan Kecoa dan Kura-kura demi Bertahan Hidup di Tengah Laut Selama 95 Hari

Nelayan Peru Maxima Napa Castro (Gaton) saat diselamatkan petugas pada pertengahan Maret 2025.

PERU – Seorang nelayan asal Peru, bernama Maxima Napa Castro (61) atau disapa Gaton, berhasil bertahan hidup setelah terdampar di laut selama 95 hari. Keberhasilannya ini menarik perhatian banyak orang. Sebab, cara bertahan hidup Gaton terbilang ekstrem.

Selama terdampar, Gaton mengkonsumsi berbagai macam makanan yang bisa dimakan di sekitarnya. Mulai dari kecoa, burung, ikan dan kura-kura menjadi santapan dia selama terdampar sekaligus untuk bertahan hidup.

“Pertama-tama, itu adalah iman saya kepada Tuhan. Karena saya berbicara kepadanya selama berhari-hari. Karena saya memberi tahunya betapa pentingnya keluarga saya. Ibu saya, saudara laki-laki saya, anak-anak saya,” ujarnya dalam wawancara dengan CNN. Meski demikian, mempertahankan harapan hidup bukanlah hal yang mudah. Namun, semangat Gaton mulai menurun seiring berkurangnya persediaan makanan.

Dia mengaku telah menyiapkan cukup perbekalan untuk bertahan selama sebulan. Tetapi, setelah 30 hari di laut, motor kapalnya berhenti berfungsi. “Saya mencoba berkali-kali untuk membuatnya bekerja lagi, tetapi tidak berhasil,” jelasnya. Mengetahui bahwa ia harus menjatah makanan dan air yang tersisa, Gaton berharap persediaan tersebut cukup hingga ada yang menemukan dirinya. Namun, setelah satu bulan, jatahnya habis dan ia terpaksa mengambil langkah ekstrem.

“Setelah Januari dan Februari, saat itulah saya mulai memakan kecoa dan burung, berbagai jenis ikan yang kebetulan melompat ke dalam kapal,” tuturnya. Gaton juga berburu burung di tengah malam, saat mereka beristirahat di atas kapalnya.

“Saya tidak ingin melakukannya, tetapi saya tidak punya pilihan agar saya bisa hidup,” tambahnya. Dalam situasi yang semakin sulit, ia bahkan terpaksa berburu kura-kura untuk mendapatkan darahnya sebagai sumber minuman. Harapan mulai muncul pada pertengahan Maret 2025, ketika Gaton mendengar teriakan namanya dari seorang petugas penyelamat yang berada di helikopter.

“Saat itulah saya berkata (kepada Tuhan): Kau berhasil! Kau berhasil!” kenangnya. Tim penyelamat memberi isyarat bahwa kapal lain akan segera menjemputnya. Setelah menunggu sekitar satu jam, Gaton akhirnya melihat lampu kapal yang menjadi tanda kepulangannya. “Itu sesuatu yang luar biasa,” ucapnya, merasakan kebahagiaan setelah 95 hari yang penuh penderitaan. Kini, Gaton memiliki apresiasi baru terhadap kehidupan.

“Saya akan menceritakan kisah saya ke seluruh dunia, agar tahu bahwa Tuhan adalah segalanya dalam hidup ini, bahwa kita harus meletakkan tangan di dada dan memenuhi diri kita dengan cinta, memberi cinta. Itulah yang kita butuhkan di Bumi ini,” pungkasnya. (pry)


Share

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *