SAMARINDA – Belum lama ini KONI Kalimantan Timur (Kaltim) bersama Kabupaten Berau telah sukses menggelar perhelatan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kaltim ke-7. Meski sukses penyelenggaraan, namun ajang multi event tersebut meninggalkan catatan evaluasi yang perlu dibenahi secepatnya.
Seperti yang dikatakan Ketua Umum KONI Kaltim, Rusdiansyah Aras, menyebutkan, kemampuan fisik atlet terlihat lemah. Hal tersebut Ia buktikan saat melihat langsung pertandingan dari cabor-cabor yang diperlombakan.
Ia menilai semua kemampuan fisik atlet yang berlaga jelek dan perlu di perbaiki secepatnya.
“Yang pasti pertama, kemampuan fisik atlet itu semua lemah. Kita lihat di Porprov kemarin kan. Saya lihat semua kemampuan fisik cabor jelek fisiknya, contoh Sepatu Roda yang speednya kita harapkan lebih meningkat juga gak ada. Belum lagi di Tinju dan belum lagi yang lain. Tapi Volly kan tim work saya lihat kemampuannya merata tapi kita gak tau potensinya ada di mana,” jelasnya, Kamis (29/12/2022).
Ia menegaskan, atlet yang akan berangkat pada ajang babak kualifikasi Pra PON 2023 mendatang, secara realistis harus masuk zona medali, sesuai dengan harapannya.
“Tapi intinya lolos pra pon adalah lolos zona medali untuk melaju ke pon. Itu harapan kita,” serunya.
Lebih lanjut, Rusdiansyah juga menjelaskan jika KONI Kaltim harus memininalisir anggaran, berkaca dengan dana yang dimiliki sekarang. Sehingga yang memang berangkat ke Pra PON nanti adalah masuk zona medali, bukan peringkat.
“Kita harus menjaga ritme dan meminimalisir anggaran itu dengan anggaran yang kecil tapi menghasilkan prestasi yang besar. Tapi itu kan keinginan kita tapi gak bisa juga dipaksakan,” jelasnya.
Oleh karenanya Ia berharap, dengan program persiapan yang dilakukan seperti ini bisa membuat kontingen Benua Etam kembali berjaya dan meraih kembali 5 besar nasional.
“Kita berharap dengan tim yg kecil bisa menghasilkan medali bukan tim yang besar tapi hanya 10 medali emas itu tidak bagus juga. Efektif dan efisiensi kedepannya,” pungkasnya. (ren)