KUTAI KARTANEGARA – RSUD Aji Muhammad Parikesit dan Wisma Atlet Tenggarong Seberang didatangi oleh Anggota DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara, untuk melakukan inspeksi mendadak (Sidak), pada Selasa (3/11/2020) lalu. Sidak ini dipimpin Wakil Ketua III DPRD Kukar, Siswo Cahyono didampingi Anggota Komisi III dari PPP, H Ahmad Zulfiansyah, Ketua Komisi IV dari Fraksi PDIP, Baharuddin, Fraksi PAN Aini Faridah, Fraksi Gerindra Agustinus Sudarsono, Fraksi PKB Sarpin, dari PKS Saparuddin Pabonglean dan dari Hanura Abdul Wahab.
Sidak tersebut merupakan inisiasi dari Ahmad Zulfiansyah, karena dirinya baru saja sembuh dari Covid-19 dan diisolasi di Wisma Atlet Tenggarong Seberang bersama pasien Covid-19 lainnya. Dirinya berjanji setelah diberikan kesembuhan ingin melakukan Sidak untuk menyuarakan terkait apa saja yang menjadi keluhan pasien Covid-19 selama ditangani oleh pihak RSUD AMP.
Zulfiansyah menjelaskan, untuk sidak pertama dilakukan di RSUD AMP, rombongan dewan diterima langsung oleh jajaran Direksi RSUD AMP yakni Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan dr Mauritz Silalahi, Wadir Umum dan Keuangan dr. Ibnoe Sudjarto dan Kabag Umum Eeni Tri Wahyuni serta turut mendampingi dari Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kukar, Marsidik.
“Di Rumah Sakit ini kami cukup menyayangkan di Poli Khusus Covid-19, penanganan bagi pasien sangat kurang layak karena hanya dari tenda darurat BPBD. Kalau siang, suhu udaranya sangat panas dan kalau malam tentu sangat dingin, kasihan pasien yang terduga, tidak terduga dan positif Covid-19 ini. Jangan kan yang sakit, kita yang sehat saja tidak betah kalau suhu nya seperti ini, kasihan,” ucapnya.
Menurut keterangan yang disampaikan oleh pihak Rumah Sakit menanggapi keluhan ini, upaya yang dilakukan sejauh ini sudah maksimal, mengingat ruangan yang tersedia sudah tidak ada lagi, sehingga pihak rumah sakit tentu harus memisahkan pasien sakit umum dengan pasien Covid-19.
Mengenai hal tersebut, Wadir Pelayanan RSUD AMP dr Mauritz Silalahi menjelaskan, untuk pasien yang di tenda darurat poli khusus sedianya sudah dipisahkan, sehingga usulan terkait pengadaan AC standing perlu dilihat kembali berapa yang dibutuhkan.
“Jadi diupayakan jika memang harus ada AC standing, arah anginnya pun dihindarkan dari yang positif ke yang dicurigai. Kami akan bicarakan lagi dengan tim pengendalian infeksi,” terang Mauritz. (ftt)
Editor: (dy)
November 6, 2020