KUTAI TIMUR – Desa Cipta Graha SP 4 Kaubun merupakan salah satu Desa transmigrasi yang berada dikawasan Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur. Lokasi desa tersebut bisa dibilang cukup terisolir mulai dari akses jaringan, akses jalan, penerangan listrik, hingga keterbatasan air bersih.
Sekretaris Desa Cipta Graha Gregorius Agung kepada Kaltimedia.com mengatakan bahwa semenjak transmigrasi hingga sekarang belum ada perubahan yang signifikan. Meski tambahnya, beberapa perusahaan telah masuk disekitar Desa, namun tidak memberikan dampak bagi desanya.
“Ya tahun 2007 telah masuk perusahaan sawit tapi ya tidak ada perubahan yang signifikan juga terhadap pembangunan ekonomi masyarakat di sini, tidak ada CSR yang dirasakan oleh masyarakat desa,” ungkapnya saat ditemui di Jalan Pelita RT O5, Desa Cipta Graha SP 4, Rabu (29/7/2020).
Tambahnya keluh kesah masyarakat selalu mereka tampung, dengan mencoba menjalin komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten serta perusahaan sekitar. Pembangunan infrastruktur dirasa sangat dibutuhkan didesa tersebut.
“Akses sarana prasarana untuk menuju desa kami sangatlah menderita apalagi kalau di musim hujan yang kasihan itu anak-anak sekolah, guru,” serunya.
Tidak hanya akses jalan, namun jaringan serta penerangan listrik PLN juga sangat dibutuhkan. Menurutnya meski zaman sudah modern namun desanya tetap seperti tertinggal dari daerah lainnya.
“Dari pemerintah Desa sudah mengajukan untuk PLN sejak tahun 2006-2007, sampai sekarang tidak direspon, sudah sampai mana prosesnya. Kami tidak tahu progresnya,” ucapnya.
Agung pun merasa desanya sangat tidak diperhatikan dan bisa dibilang belum merdeka sepenuhnya seperti desa-desa yang lain yang bisa menggenjot perekonomiannya dengan baik.
“Ya saya berharap adanya perubahan, dan teruntuk pejabat baik Pusat, Provinsi maupun Kabupaten marilah buka mata dan lihatlah kami disini yang masih tertinggal dan belum merasakan merdeka. Kami harap Pemkab juga harus terjun kelapangan untuk melihat langsung kondisi secara langsung. Musrenbangdes dan Musrenbangcam itu sudah seperti acara tahunan saja, diajukan tiap tahun tidak ada hasil dan respon oleh Pemerintah Kabupaten, Provinsi atau Pusat, buat kami muyak saja,” jelasnya. (rcd)