Banjir Terus Hantui Samarinda, Berikut Solusi dari Pengamat Tata Kota

Pengamat Tata kota (Farid Nurrahman)

SAMARINDA – Beberapa titik di kota Samarinda masih menjadi lokasi rawan banjir yang terjadi setiap tahunnya. Salah satunya Sungai Karang Minus yang sering meluap ketika di guyur hujan deras.

Banjir memang menjadi salah satu bencana alam yang setiap tahunnya terjadi di kota Samarinda, dan sampai sekarang belum mampu di atasi dengan baik.

Menurut pengamat tata kota Farid Nurrahman, Senin (1/6/2020) malam mengatakan harus ada langkah-langkah yang tepat untuk menuntaskan permasalahan banjir ini, ada beberapa faktor yang harus dibenahi dalam hal penanganan banjir di Samarinda.

Pertama adalah sedimentasi di sepanjang wilayah aliran sungai Karang Mumus. Bahkan ia menemukan beberapa titik sedimentasinya cukup parah. “Bahkan saya temukan beberapa titik Sungai menjadi daratan baru,” katanya.

Pemerintah sebaiknya memaksimalkan atau menambah pintu air di beberapa titik, hal ini bertujuan agar aliran sungai menuju hilir tidak langsung mengalir. Sehingga sembari menunggu wilayah hilir mengalir kemudian pintu dibuka kembali agar tidak terjadi penumpahan air di wilayah hilir.

Selain itu ia sarankan tingkatkan kembali wilayah resapan air di sepanjang aliran sungai atau beberapa titik. Tujuannya agar air langsung masuk ke tanah dan tidak menumpuk sehingga terjadinya banjir.

Tak hanya itu, Ia juga mempertanyakan kemana dipergunakan anggaran yang diberikan oleh pemerintah provinsi kepada pemerintah kota Samarinda sekitar Rp. 300 miliyar lebih untuk penanganan banjir.

Ditambah lagi dengan anggaran pemerintah kota Samarinda yang setiap tahunnya lebih kurang Rp 120 miliar untuk menanggulangi banjir.

“Mungkin sebaiknya harus dipercepat dan fokus dulu ke satu titik. Misal Di Samarinda Seberang dulu sampai tidak banjir. Kemudian dilanjutkan fokus ke salah satu titik banjir di wilayah kota sampai benar-benar bebas banjir,” katanya.

Dan yang terakhir adalah faktor politik. Seperti yang diketahui sekitar ribuan warga tinggal di pinggiran Sungai yang ada di Kota Samarinda. Ribuan warga tersebut merupakan sumbangan suara terbesar bagi para calon demi mendapatkan suara. (Pry)

Share

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *