SAMARINDA – Dampak cukup signifikan terlihat pada banyak sektor kehidupan manusia imbas dari pandemi covid-19. Lapisan masyarakat menengah ke bawah seperti para pedagang kaki lima yang paling merasa imbas tersebut.
Sejumlah pedagang di Samarinda mengalami kerugian karena pembeli sangat jarang bahkan tidak ada sama sekali. Terlebih dengan adanya gerakan untuk Social Distancing maupun Physical Distancing yang menjadi salah satu cara mencegah penyebaran virus corona.
Salah satunya pedagang minuman kaki lima, Sarkawi (69) mengaku pembeli tidak seramai seperti beberapa waktu lalu sebelum pandemi. Namun ia tetap berjualan di tengah pandemi untuk mencukupi kebutuhan dirinya bersama sang istri untuk sehari-harinya.
“Kalau corona gini tadi saya jualan hanya mendapatkan 20ribu, berbeda jika sebelum corona bisa dapat 70-90 ribu,” katanya.
Sarkawi atau yang akrab dipanggil Babe bercerita, bahwa dirinya sudah 15 tahun berjualan minuman dingin. Biasanya ia berjualan di daerah Masjid Raya Darussalam dan Pasar Pagi.
“Dari jam 11 siang sampai jam enam sore. Disekitar dekat Masjid Raya dan Pasar Pagi,” ucapnya.
Pria lansia ini mengatakan kalau fisiknya sudah tidak sekuat dulu. Sebelum berjualan minuman dingin, ia sempat menjadi kuli bangun.
Namun, karena usia semakin tahun bertambah tubuhnya sudah tidak lagi kuat.
“Kaki saya sudah mulai sakit-sakit jadi duduk sebentar disini. Sudah tua gini, sudah tidak kuat lagi badan saya. Akhirnya saya berjualan minuman dingin,” ungkapnya.
Babe pun berharap pandemi Covid-19 ini segera berlalu. Sebab imbas dari banyaknya para pekerja yang di Work For Home (wfh) sangat terasa olehnya yang berjualan secara langsung kepada masyarakat. (titi)