SAMARINDA – Pemerintah Indonesia terus menghimbauan masyarakat untuk membatasi aktivitas masyarakat di luar rumah. Hal ini berdampak kepada beberapa transportasi umum seperti halnya angkutan penumpang di Pelabuhan Samarinda yang mengalami penurunan signifikan.
Kepala Kantor KSOP Kelas II Samarinda, Dwi Yanto mengatakan, sejak himbauan tersebut, ada penurunan jumlah penumpang mencapai 50 persen.
“50 persen lah turun, dengan kondisi ini penumpang sudah jauh turun, sangat jauh. Kalo dari Samarinda ke Pare-Pare itukan kosong gak ada barang yang diangkut,” ungkapnya, Senin (6/4/2020).
Mengenai surat edaran dari Wali Kota Samarinda tentang penghentian sementara atau pembatasan aktivitas kapal penumpang, pihaknya mengatakan sudah menerima surat tersebut. Pihaknya juga langsung berkoordinasi dengan stakeholder yang ada.
“Sudah tadi pagi kami kumpulkan operator. Intinya mereka ingin mencoba dulu dari Pare-Pare tidak bawa penumpang dulu. Karena hitung-hitungan operasional kapal kalau tidak ada yang diangkut nanti juga kasian mereka,” serunya.
Dwi menambahkan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Kapolresta Samarinda untuk membantu para petugas di pelabuhan memeriksa para penumpang yang datang dari Pare-pare.
“Tadi sudah komunikasikan juga, tapi secara resmi kami belum terima. Tapi karena WA dari pak Kapolres tadi malam kami juga kaget. Makanya tadi pagi-pagi jam 8 kami bertemu dengan operator di KSOP. Intinya mereka menyanggupi untuk tidak membawa penumpang dari Pare-Pare,” tegasnya.
Meski begitu, untuk aktivitas kapal pengiriman barang sembako tetap dilakukan dari Sulawesi ke Samarinda.
“Kalau barang tetap berjalan karena semua jenis kapalnya kan khusus barang bukan kapal penumpang. Kedatangan selanjutnya Insyaallah tidak ada penumpang, hanya barang saja. Tadi para operator sepakat. Tapi nanti jika operasional tidak menutupi, mereka akan stop menjalankan kapalnya dan berhenti dulu,” tutupnya. (titi)