KONI Kaltim Tunggu Kepastian Nasib 10 Cabor

Cabor sepeda satu dari 10 cabor yang dicoret dalam PON Papua. (ar)

Samarinda – Nasib 10 cabang olahraga yang dicoret dari PON Papua mulai menunjukkan kejelasan. Panitia Besar (PB) PON Papua bersama pemerintah rencananya mempertandingkan ke-10 cabor tersebut di provinsi lain.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali bahkan saat ini tengah mencari provinsi pendamping untuk menyelenggarakan PON. Kabar yang berembus, Jawa Timur siap menjadi penyelenggara ke-10 cabor tersebut.

Pelaksanaan pertandingan ke-10 cabor ini digelar bersamaan PON di Papua. Medali yang diraih atlet dari 10 cabor ini turut dihitung dalam klasemen medali.

Namun agar PON dapat diselenggarakan di dua provinsi, maka pemerintah harus mengubah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga.

Dalam PP tersebut, pada pasal 12 ayat 3 berbunyi “Menteri menetapkan satu atau lebih pemerintah provinsi sebagai tuan rumah pelaksana pekan olahraga nasional dengan memperhatikan hasil penilaian musyawarah olahraga nasional.”

“Kami sedang menunggu perubahan PP-nya. Jika itu sudah, itu memungkinkan (dipertandingkan di daerah lain). Gubernur Papua juga sudah oke, tak ada masalah, tapi itu tetap menjadi bagian dari PON Papua, medali juga dihitung (masuk),” jelas Amali seperti dikutip dari detiksport.com.

Seperti diketahui, PON Papua yang berlangsung Oktober mendatang awalnya mempertandingkan 47 cabor. Namun karena pertimbangan anggaran dan venue, 10 cabor terpaksa dicoret.

Cabor yang dicoret itu adalah arung jeram, korfball, boling, balap sepeda, ski air, bridge, woodball, gateball, golf, soft tenis, tenis meja, dansa, dan petanque.

Terkait hal itu, Ketua Bidang Media dan Humas KONI Kaltim Zulkarnain mengakui pihaknya sudah mendengar kabar tersebut. Meski demikian, Zulkarnain mengatakan KONI Kaltim menunggu surat keputusan resmi dari pemerintah.

Sebab, menurutnya, proses untuk merevisi PP tersebut membutuhkan waktu cukup lama.

“Kalau ditanya sikap KONI Kaltim, kami menunggu informasi resmi. Mengubah PP itu tidak sebentar, membutuhkan proses cukup panjang,” seru Zulkarnain.

Meskipun pada akhirnya ke-10 cabor tersebut resmi dipertandingkan, Zulkarnain mengatakan Kaltim kemungkinan tak akan mengikuti seluruhnya. Sebab sesuai kebijakan KONI Kaltim, yang diberangkatkan ke PON hanya atlet yang lolos dengan zona medali.

“Sementara dari 10 itu, hanya beberapa yang masuk zona medali seperti dansa, soft tenis serta balap sepeda,” jelasnya. (ar)

Share

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *