
SAMARINDA – Klub Borneo FC Samarinda telah lolos meraih ‘Club Licencing’, setelah menyelesaikan 2 regulasi, yakni ACL Elite, Asian Champions Elite, ACL 2, ACGL dan Liga 1 untuk musim 2024-2025.
Mendapatkan lisensi musim ini merupakan kali ke-6 bagi klub asal Kota Samarinda itu, dan musim ini mendapatkan lisensi 5 kali berturut-turut.
Sekretaris klub Borneo FC Samarinda, Reza Katamsi menjelaskan, indikator penilaian kelolosan ini berdasarkan 5 kriteria yang terpenuhi, diantaranya yaitu supporting, infrastruktur, personil, administratif, legal dan finance.
Kendati demikian kabar baik ini tentu menjadi keruh bagi para suporter di Kota Tepian, sebab Borneo mendaftarkan Stadion Batakan untuk melengkapi dokumen infrastruktur, bukannya Stadion Segiri yang merupakan home base Pesut Etam.
“Untuk infrastruktur, kita gak bisa pakai Stadion Segiri, jadi kita pakainya Stadion Batakan. Dari proses ini, semua kriteria itu bisa dilengkapi oleh klub (Borneo), cuma untuk infrastruktur itu kan klub masih belum punya infrastruktur sendiri terkait stadionnya. Jadi kita menggunakan Stadion Batakan,” kata Reza Katamsi, saat dihubungi via telepon.
Ia menerangkan, tidak dipilihnya lantaran standar lampu yang di Segiri kurang memenuhi standar yang ditetapkan.
“Kenapa kita jadinya gunakan Stadion Batakan?, karena Stadion Segiri lampunya belum mencukupi standar Luxx yang ditetapkan sama AFC. Minimal 1500, sementara saat ini di Segiri itu masih 900 Luxx,” ujarnya.
Padahal sebelumnya Stadion Segiri yang baru saja rampung di renovasi beberapa bulan lalu itu di klaim sudah berstandar FIFA, namun untuk lampu ternyata masih dibawahnya.
Tidak hanya itu, Reza juga menyebut sertifikat fungsi lampu ternyata belum diurus. Mengingat, Stadion Segiri merupakan aset milik Pemkot Samarinda yang berwenang untuk melakukan hal tersebut, dan bukan Borneo.
“Selain lampu, SLF (Sertifikat Light Fungsi Stadion) nya belum diurus, setau kami ya. Itu kan asetnya pemerintah,” ujar Reza.
Atas memilih Stadion Batakan, jika Borneo FC berkompetisi di ajang Asia, maka an bermain di Balikpapan, bukan di Samarinda. Hal itu karena sudah sesuai dengan penginputan dokumen kelengkapan lisensi klub.
“Sebenarnya kalau lampu itu lolos sama ada SLF nya bisa kita daftarkan Segiri, cuma karena dua dokumen penting itu tadi tidak ada, jadi kita gak bisa pakai Segiri untuk di daftarkan club lisensing. Jatuhnya Borneo berkompetisi di Asia pun gak bisa main di Segiri, pasti kita mainnya di Batakan sesuai standar,” ucapnya. (Dy)