
Samarinda – Proyek pembangunan terowongan di Kota Samarinda yang menelan anggaran Rp395 miliar menjadi perhatian serius Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda. Infrastruktur ini diharapkan mampu mengurangi kemacetan di sejumlah ruas jalan utama yang kerap mengalami kepadatan kendaraan.
Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Abdul Rohim, menegaskan bahwa efektivitas proyek menjadi faktor utama dalam menentukan keberhasilannya. Menurutnya, anggaran yang besar harus diimbangi dengan hasil nyata dalam mengurai kemacetan di wilayah strategis.
“Yang utama adalah efektivitasnya. Kalau memang bisa mengurangi kemacetan, tentu ini langkah positif. Apalagi, anggaran yang dikucurkan cukup besar, jadi harus tepat guna,” ujar Abdul Rohim, pada Sabtu (8/3/2025).
Proyek ini difokuskan pada pengurangan kemacetan di ruas jalan vital seperti Jalan Otto Iskandardinata, Sultan Alimuddin, dan Jalan Mulawarman, yang sering menjadi titik padat lalu lintas di Samarinda.
Perhatian terhadap proyek ini semakin meningkat setelah kunjungan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka beberapa waktu lalu. Kehadiran Wapres diharapkan membuka peluang pendanaan tambahan di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) guna mempercepat penyelesaian proyek.
“Untuk infrastruktur besar seperti ini, sebaiknya ada alternatif pendanaan selain APBD. Dengan begitu, anggaran daerah bisa dialokasikan ke kebutuhan lain yang juga mendesak,” tambah Abdul Rohim.
DPRD Samarinda juga berencana melakukan kunjungan langsung ke lokasi pembangunan dalam waktu dekat. Kunjungan ini sejalan dengan target Pemerintah Kota Samarinda yang menargetkan proyek memasuki tahap uji coba pada pertengahan tahun 2025.
“Kami kemungkinan akan turun ke lapangan sebelum Ramadan. Saat ini, kami masih melakukan inspeksi di sektor lain, seperti pengelolaan limbah dan keamanan hotel. Setelah itu, proyek terowongan ini akan menjadi fokus perhatian kami,” Pungkasnya. (Adv/Df)