
PENAJAM PASER UTARA – Satu keluarga di Desa Babulu Laut RT 18, Penajam Paser Utara Kalimantan Timur ditemukan tewas di dalam rumahnya pada Selasa (6/2/2024) dini hari. Kabar tersebut membuat gempar masyarakat Penajam Paser Utara, karena peristiwa tersebut terbilang sadis.
Tragisnya korban pembunuhan sebanyak lima orang yang terdiri dari suami, istri dan ketiga anaknya. Identitas kelima jenazah yang menjadi korban pembunuhan tersebut WL (34), SW (34), VD (12), RJ (15) dan ZA balita berusia 2,5 tahun.
Sadisnya lagi, kelimanya tewas dengan luka bacokan yang membabi buta di bagian kepala mereka. Polisi pun bergerak cepat, usai menerima informasi, langsung mendatangi TKP guna melakukan penyelidikan dan meminta keterangan beberapa saksi.
Tak butuh waktu lama, polisi langsung menangkap dan menetapkan pemuda berinisial J (16) sebagai pelaku pembunuhan tersebut.
Berdasarkan penjelasan Kapolres Penajam Paser Utara AKBP Supriyanto, dalam konfrensi pers yang berlangsung Selasa (6/2/2024) sore di Polres PPU, usai menerima laporan pihaknya langsung bergegas ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). Disana, aparat langsung mengumpulkan bukti dan saksi.
Dari beberapa saksi yang dimintai keterangan, pelaku J memberikan keterangan yang berbelit dan tidak masuk akal. Sehingga kepolisian mencoba mendalami keterangan yang bersangkutan.
“Kita terima laporan dari masyarakat terkait penemuan korban tewas 5 orang. Polsek Babulu langsung berkordinasi dengan Polres dan mendatangi TKP. Tim melakukan olah TKP dan mengamankan beberapa barang bukti dari saksi disana. Dari keterangan saksi sekitaran TKP, kami mendalami keterangan dari inisial J, karena bukti petunjuk dan keterangan saksi lain yang diduga dan mengarah kepada J sebagai pelaku atas pembunuhan tersebut,” jelasnya.
Polisi pun bergerak cepat, dalam waktu kurang dari 2 jam, pihaknya menetapkan J sebagai pelaku pembunuhan sadis tersebut. Barang bukti pun ditemukan, yakni sebilah parang dengan panjang 60 cm tanpa ganggang yang digunakan pelaku untuk menghabisi para korban.
MOTIF
Berdasarkan keterangan dari pelaku, motif pembunuhan sadis tersebut karena dendam. Akumulasi dari berbagai permasalahan yang sempat terjadi, mulai dari masalah ayam, helm, hingga percintaan.
“Motif sejauh ini dendam si pelaku ke korban, diawali beberapa permasalahan antar tetangga satu dengan lainnya. Mulai dari permasalahan ayam, masalah korban pinjam helm selama 3 hari belum dikembalikan,” kata Kapolres PPU.
“Motif asmara masih kita dalami, namun informasi dari keluarga pelaku, J pernah terjadi hubungan dengan anak perempuan tertua, namun ditolak pihak korban, lantaran sudah punya pasangan lain,” sambungnya.
PELAKU SETUBUHI JENAZAH IBU DAN ANAK TERTUA
Tak habis fikir, dari pengakuan pelaku sadis J, usai melakukan pembantaian, ia menyetubuhi jenazah ibu dan anak tertua korban. Hal itu juga diperkuat bukti di TKP dimana celana dalam korban dalam keadaan ditanggalkan.
“Dari keterangan pelaku, setelah membunuh, pelaku memperkosa ibu dan anaknya yang dewasa. Setelah itu ditinggalkan. Luka korban rata-rata kelimanya kena bagian kepala,” ungkap Kapolres Penajam Paser Utara AKBP Supriyanto.
KRONOLOGI
Menurut penjelasan Kapolres Penajam Paser Utara AKBP Supriyanto, malam itu, J bersama rekannya yang juga berinisial J, sedang mabuk di sekitar TKP yang berjarak 500 meter. Pada pukul 11.30 Wita, J pulang diantar rekannya, namun sesampainya dirumah, dalam kondisi mabuk, muncul niatan J menyamperi rumah korban untuk membunuh.
Kondisi korban sedang tertidur lelap, dan ayah korban WL saat itu belum pulang. J mencoba mematikan listrik dan menerobos masuk kerumah. Belum sempat beraksi, WL pulang kerumah, dalam keadaan gelap WL langsung disambut timpasan parang tanpa ganggang milik J dibagian wajah.
“Pelaku bersama rekannya mabuk. Pelaku pulang kerumah ada niatan menyamperi kerumah korban dan niat membunuh. Pada saat pelaku masuk rumah, listrik dimatikan, ayahnya belum pulang. Ayahnya menjadi korban pertama, saat pulang langsung ditimpas depan pintu,” jelasnya.
Terbangun dari tidurnya, ibu korban inisial SW, juga langsung disambut parang J. Dengan membabi buta, J pun turut mengayunkan parangnya ke dua anak lainnya yang berada sekamar dengan sang ibu.
Mereka pun merenggang nyawa dengan luka bacokan di kepala. Miris, balita berusia 2,5 tahun pun ikut menjadi korban, sungguh perbuatan keji.
Tak berhenti sampai disitu, J mendatangi kamar sebelah anak tertua, dan juga langsung menimpas kepala korban. Belum selesai, guna memastikan sang ayah sudah meregang nyawa, J kembali mengayunkan parangnya ke kepala ayah korban.
“Ibunya saat itu terbangun langsung ditimpas, anaknya bangun ditimpas lagi, yang anak pertama disebelah kamar juga ditimpas, dan terakhir ayahnya, untuk memastikan ditimpas lagi oleh tersangka,” tuturnya.
ALIBI PALSU
Selesai melakukan pembantaian, J melapor ke kakaknya bahwa terjadi peristiwa di rumah korban, namun bukan mengaku, melainkan membuat alibi lain. Mereka pun melanjutkan laporannya ke RT setempat, bahwa terjadi sebuah peristiwa di rumah tetangganya tersebut.
Alibi awal, bahwa pelaku pembunuhan banyak, dan menyerang seluruh keluarga di rumah tersebut.
“Awal kejadian kita ke TKP, tersangka ini selesai melakukan pembunuhan, mengajak kakaknya ke RT untuk melapor tindak pembunuhan. Alibi awal pelaku bukan dia, yakni orang lebih dari 3 orang sampai 10 orang,” sebut Kapolres PPU.
Keterangan yang berbelit dan tidak masuk akan sebut Kapolres membuat J sebagai terduga pelaku. Hingga akhirnya J mengakui perbuatan sadisnya tersebut.
“Keterangan yang tidak masuk akal. Kita coba amankan ke Polsek dan kita dalami lagi. Akhirnya mengakui,” serunya.
Tidak ada penyesalan yang nampak dari wajah si pelajar pembunuh sadis tersebut. Kapolres pun menghimbau masyarakat untuk menjaga kondusifitas di sekitar TKP, dan meminta masyarakat mempercayakan kasus tersebut kepada aparat keamanan untuk ditangani secara profesional.
“Tidak ada penyesalan, walau akhirnya menunjukan raut wajah menyesal, awalnya tidak. Ini termasuk pembunuhan berencana. Serahkan perkara ini kepada Kepolisian. Kami akan berikan hukuman seberatnya dan berkoordinasi dengan lembaga lainnya,” serunya. (Ar)