SAMARINDA – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kaltim, melalui Bidang Bina dan Prestasi (Binpres), pada Jumat (29/12/2023), menggelar rapat bersama beberapa cabor yang diundang, baik itu lolos medali, maupun lolos non medali, di Ruang Rapat Lantai II KONI Kaltim, Samarinda.
Meski awalnya kebijakan KONI melalui instruksi Gubernur Kaltim hanya akan memberangkatkan atlet ke Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-21 Tahun 2024 di Aceh dan Sumut yang lolos medali, namun Ketua Umum KONI Kaltim Rusdiansyah Aras membijaki atlet yang lolos non medali rangking 4 dan 5 bisa diberangkatkan.
Wakil Ketua I KONI Kaltim, Ego Arifin mengatakan bahwa Ketum merespon banyaknya atlet yang lolos BK PON namun hanya masuk rangking 4 dan 5. Sehingga Binpres KONI perlu melakukan pendalaman dan pengkajian hingga rangking 6.
“Kita putuskan ada cabor-cabor yang non medali tadi kita ikutkan, terutama rangking 4-5 karena kebijakan Ketum dan perhitungan kami juga begitu. Hitungan teknis 4-5 kita akomodir, Ketum bilang oke. Kebijakan Ketum karena melihat fenomena itu atletnya banyak, sehingga Ketum memutuskan rangking 4 dan 5 kita berangkatkan. Untuk 6 kita pilah,” ucap Ego Arifin, usai pelaksanaan rapat.
Meski ada cabor yang lolos medali, namun atlet yang hanya sampai lolos Pra PON di zona peringkat saja, tetap menjadi perhitungan KONI.
“Karena ada nomor tertentu berpasangan yang putranya dapat perak, dia di individu rangking 6 atau 7, tapi pasangannya dapat medali, itu yang kita akomodir untuk mix,” katanya melanjutkan.
Ego menjelaskan contoh beberapa cabor yang lolos peringkat dan juga cabor beladiri. Hanya saja jika lolos peringkat 6, maka ada kemungkinan bisa diakomodir untuk di kerangkatkan ke PON.
“Saya kasih contoh banyak, seperti Anggar, Panahan, Tenis Meja yang saya ingat. Kemudian ada lagi cabor yang rangking 6, beladiri khususnya, kita lihat sistemnya itu ada yang beladiri sistem gugur, ada juga yang setengah kompetisi. Pokoknya kita lihat dulu, baru nanti kita akomodir walaupun rangkingnya 6,” kata Ego menjelaskan.
Sehingga dari data yang diperoleh Binpres KONI, maka untuk yang non medali telah diputuskan.
“Jadi berdasarkan hasil data yang kita lihat informasi dari pelatih, kita putuskan. Akhirnya kita sepakati keputusan itu. Penambahan jumlah atlet dari lolos medali, diakomodir non medali,” ujarnya.
Hasil keptusan ini sudah bersifat final, di mana dari 14 cabor yang non medali, hanya ada 11 cabor yang direkomendasi dan berjumlah sebanyak 49 atlet. Kemudian dari verifikasi rangking 4 hingga 6, sesuai perhitungan teknis maka dari 49 tersebut mengkrucut menjadi 26 atlet saja.
Sementara untuk cabor yang lolis medali kemudian ada nomor tertentu yang lolos non medali, ada rangking 4, 5, 6 itu sudah verifikasi dari 110 menjadi 91. Sehingga total keseluruhan non medali itu menjadi 117 atlet. (Dy)