Samarinda – Organisasi masyarakat (Ormas) Remaong Kutai Berjaya Kesultanan Koetai Kartanegara Ing Martadipura melakukan aksi di depan Lembaga Pemasyrakatan (Lapas) Kelas II A Sudirman di Jalan Jendral Sudriman, Kelurahan Pasar Pagi, Samarinda Kota pada Jumat, (21/2/2020) kemarin. Aksi tersebut dimaksud menuntut kejelasan atas meninggalnya salah satu dari keluarga mereka yaitu Ahmad Sukur yang diduga mengalami kekerasan didalam lapas.
“Kami Remaong Kutai Berjaya Kesultanan Koetai Kartanegara Ing Martadipura akan menuntuk keadilan dan kebenaran bagi kawan kami Ahmad Sukur yang meninggal dunia. Kami akan terus melakukan demo,” orasi dari salah satu peserta aksi.
Ahmad Sukur (34) salah satu narapidana di Lapas Sudirman Kelas II A meninggal dunia di RSUD Abdul Wahab Sjahranie pada Selasa (11/2/2020) lalu. Sebelum meninggal, almarhum sempat melaporkan kepada pihak keluarganya mengalami penganiayaan di dalam sel penjara.
Ketika almarhum dimandikan oleh pihak keluarga sebelum dikuburkan, keluarga mendapati ada luka lebam di bagian pinggang belakang. Sehingga membuat keluarga mencurigai dan melaporkan kejadian ini ke Polresta Samarinda
Atas laporan tersebut, pihak kepolisian langsung bergerak dengan memeriksa beberapa saksi dan melakukan visum kepada jasad korban. Sebagai bukti yang kuat, pihak keluarga korban juga sempat mengambil foto luka-luka yang dialami Ahmad Syukur semasa ia masih hidup dan ketika telah meninggal dunia.
“Saat dimandikan oleh pihak keluarga melihat ada luka biru-biru di pinggangnya. Dari situ kami mencurigai dan melapor ke polisi biar jelas apa penyebab dari kematian saudara kita ini,” kata Hendri Gunawan selaku pendamping keluarga korban.
Dikesempatan yang sama, Kepala Lapas Sudirman Kelas IIA Samarinda, Ilham Agung Setiawan mengaku kaget dengan adanya laporan dari pihak keluarga korban ke polisi. Ilham pun menegaskan pihaknya akan bekerjasama dan membantu kepolisian untuk mengusut kejadian ini.
Pihaknya pun juga akan melakukan investigasi kepada internal terkait ada dugaan penganiayaan terhadap korban.
“Karena sampai ada petugas kami melepas jenazahnya di rumah sakit kepada keluarga korban, tidak ada masalah. Kami tentu akan investigasi di internal lapas,” serunya. (titi)