Jelang PON Papua, Ratusan Atlet Ikuti Tes Fisik

Ratusan atlet yang ikuti tes fisik sejak 14 Januari 2020 lalu. (Rnd)

Samarinda – Memasuki awal tahun 2020 ini, KONI Provinsi Kaltim mulai melakukan persiapan menuju PON Papua pada Oktober mendatang. Terhitung sejak Selasa (14/1/2020) lalu, melalui Bidang Binpres dibawah arahan Konsultan Teknik, Dikdik Jafar Sidik melakukan tes fisik kepada atlet-atlet yang lolos PON.

Tes fisik tersebut dipusatkan di Stadion Madya Sempaja dan berlangsung hingga hari Jumat (17/1/2020). Ketua Bidang Binpres KONI Kaltim, Alfons T Lung mengatakan, sejauh ini tes sudah diikuti sekitar 319 atlet.

Tambahnya, tes tersebut menjadi evaluasi untuk menyusun kembali program peningkatan prestasi atlet.

“Nanti hasilnya oleh Pak Dikdik akan ditindaklanjuti untuk sinkronisasi PPA dengan masing-masing pelatih,” ungkapnya.

Sejak hari pertama tes, diikuti oleh beberapa cabor yang berbeda hingga hari terakhir nantinya.

“Ya sementara kami sisir dulu sedapatnya, nanti yang belum akan dikoordinasikan lagi. Mungkin ada yang sedang di pelatnas dan di luar kota,” kata Alfons.

Menurut mantan atlet taekwondo nasional ini, materi tes disesuaikan dengan tiap-tiap cabor. Misalnya, materi tes atlet catur tidak akan sama dengan atlet atletik atau panjat tebing. Jika nantinya setelah tes ada hasilnya yang kurang memuaskan, maka atlet tersebut akan dievaluasi.

“Bahkan bukan tidak mungkin tidak masuk (TC Desentralisasi Mandiri) dulu,” serunya.

Setelah tes fisik ini pihaknya tetap melakukan evaluasi, pengawasan serta pendampingan kepada cabang olahraga yang atletnya lolos ke PON. Sementara itu, Konsultan Teknik KONI Kaltim, Dikdik Jafar Sidik mengatakan, berdasarkan hasil tes yang berjalan dua hari ada sedikit penurunan pada kondisi atlet.

Menurutnya ada fisik atlet yang baik, cukup baik dan masih kurang. Dijelaskannya, jika PON berlangsung pada Oktober, artinya atlet hanya memiliki waktu kurang lebih 9 bulan atau 36 minggu untuk persiapan.

“Dipotong hari libur setiap minggu, maka waktu efektif untuk persiapan hanya tinggal 28 sampai 30 minggu,” jelas Dikdik.

Ditambahkannya, bersama dengan pelatih, ia akan membuat pengelompokan atlet berdasarkan hasil yang didapat pada Pra PON. Atlet peraih medali emas, perak dan perunggu akan dimasukkan klaster tersendiri, hal ini supaya tim pelatih bisa memproyeksikan capaian atlet di PON.

“Akan dilihat mana yang bisa diproyeksikan. Jangan sampai ketika Pra PON-nya emas, tetapi di PON justru meleset. Ini yang akan kami koordinasikan dengan pelatih,” ungkapnya. (Ar)

Share

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *