Disnakertrans PPU Pastikan Program Pelatihan Tetap Berjalan untuk Tekan Angka Pengangguran

Sekretaris Disnakertrans PPU, Erwansyah.

PENAJAM PASER UTARA – Meskipun tengah menghadapi tantangan efisiensi anggaran, Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) tetap berkomitmen pada program pelatihan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) di daerah.

Menurut Sekretaris Disnakertrans PPU, Erwansyah, meskipun anggaran dipangkas hingga 50 persen, pihaknya berupaya agar kegiatan pelatihan tetap berjalan optimal.

“Kami merencanakan berbagai jenis pelatihan, seperti operator excavator, K3, dan industri Migas. Namun, dengan adanya efisiensi anggaran, tentu saja volume kegiatan kami berkurang,” ujar Erwansyah.

Meskipun demikian, dia menegaskan bahwa mereka tidak ingin jumlah pelatihan berkurang, mengingat pentingnya program ini dalam menekan angka pengangguran di PPU.

Melalui program pelatihan, Disnakertrans PPU berharap dapat terus meningkatkan kualitas SDM lokal agar siap menghadapi tantangan pasar kerja, sekaligus berperan aktif dalam pembangunan daerah.

Sebagai salah satu langkah strategis, Disnakertrans PPU selalu menyalurkan peserta pelatihan yang sudah lulus dengan kompetensi tertentu kepada perusahaan-perusahaan yang ada di PPU, termasuk yang berada di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Dengan demikian, para peserta yang sudah dilatih dapat mengisi posisi di perusahaan lokal dan mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja dari luar daerah.

“Kami ingin memastikan bahwa putra daerah yang sudah dilatih dapat bekerja di perusahaan-perusahaan tersebut, tanpa harus mencari tenaga kerja luar,” tambahnya.

Erwansyah juga menegaskan bahwa jenis pelatihan yang diberikan telah disesuaikan dengan kebutuhan pasar, termasuk pelatihan untuk operator excavator, pipe fitting, mekanikal, dan lainnya.

Lebih jauh, Erwansyah menyebut bahwa tahun 2024, Disnakertrans PPU juga telah mengirimkan peserta pelatihan ke Solo dan Surabaya, yang kini sudah siap untuk bekerja.

Di tahun lalu, sekitar 300 orang putra daerah telah mengikuti pelatihan yang terbagi dalam dua kategori, yakni berbasis masyarakat dan berbasis kompetensi.

Pelatihan berbasis masyarakat meliputi pelatihan merias, kecantikan, dan pembuatan sajian makanan yang dilaksanakan di PPU dengan instruktur profesional.

Sementara itu, pelatihan berbasis kompetensi biasanya dilakukan di luar daerah untuk mempelajari keahlian tertentu yang lebih mendalam.

“Penempatan kerja mereka juga kami bantu. Istilahnya membuka kami membangun komunikasi dengan berbagai perusahaan,” imbuhnya. (Cps)

Share

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *