
BALIKPAPAN – Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, yakni Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan berlangsung 20 Oktober 2024 mendatang. Jelang pelantikan tersebut, Koordinator Wilayah (Korwil) Melayu Raya IKN – Kaltim, Imaduddin Abdurrachim mengimbau untuk seluruh lapisan masyarakat menjaga kestabilan dan kondusifitas bersama.
Menurutnya, perbedaan pilihan dalam Pemilihan Presiden yang berlangsung Februari lalu telah usai. Saat ini Presiden terpilih akan segera dilantik dan Pemerintah tengah melakukan transisi peralihan pemerintahan.
“Proses ini sedang berjalan. Suka tidak suka, kita akan menyambut kepemimpinan yang baru yakni Bapak Prabowo dan Mas Gibran,” ungkapnya, Rabu (9/10/2024).
Sebutnya, sebagai masyarakat kita wajib menjaga kondusifitas bersama. Serta, kedepannya ikut mendukung dan mengawasi pemerintahan yang baru.
“Tentu kita tetap memiliki peran, dengan mendukung dan mengawasi jalannya pemerintahan. Supaya program yang dicanangkan saat kampanye Pilpres lalu bisa terealisasi dengan baik,” sebutnya.
Transisi Pemerintahan Presiden Jokowi ke Prabowo jelasnya juga perlu berkesinambungan, apalagi berbicara mengenai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang saat ini tengah berlangsung. Hadirnya IKN tentu akan meningkatkan gairah pembangunan disekitar IKN yang nantinya juga akan mendongkrak Sumber Daya Manusia di sekitarnya.
“Sesuai pernyataan Pak Presiden Jokowi, bahwa nantinya Presiden terpilih lah yang akan menandatangani Keppres (Keputusan Presiden) pemindahan Ibu Kota ke IKN. Harap kami, setelah itu terealisasi, gairah pembangunan dan SDM semakin meningkat disini,” harapnya.
PERHIMPUNAN MELAYU RAYA
Untuk diketahui bersama, organisasi kemasyarakatan Perhimpunan Melayu Raya yang dibentuk di beberapa daerah di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dan saat ini mulai merambah ke beberapa daerah lainnya, bukan kendaraan politik dan tidak berafiliasi ke partai politik manapun.
Dengan slogan “Tiada hari tanpa teman baru,” Perhimpunan Melayu Raya ini dibina langsung oleh Brigjen Pol Yan Fitri Halimansyah, yang juga saat ini mejabat sebagai Wakapolda Kepri.
Yan Fitri menyebut perhimpunan yang didominasi anak-anak muda dari berbagai suku ini lahir dari kerinduan anak-anak Kepri yang menginginkan suasana damai, aman dan sejuk.
Melayu Raya, menurut dia, merupakan perhimpunan yang mengakomodasi semua kelompok suku, agama, ras dan golongan untuk bergabung bersama memberikan kontribusi bagi masyarakat dan pemerintah.
“Semuanya bergabung di bawah payung adat Melayu,” katanya.
Yan Fitri juga menyebutkan bahwa Perhimpunan Melayu Raya terbentuk dilatarbelakangi pemikiran sekaligus sebuah solusi dalam rangka menciptakan suatu perubahan sosial baik dalam tataran kehidupan masyarakat, tataran berorganisasi di tengah masyarakat, serta dalam rangka menjaga Empat Pilar harga mati, NKRI, UUD 1945, Pancasila dan Kebhinnekaan.
“Perhimpunan ini diharapkan menjadi garda terdepan dalam menciptakan rasa aman, damai apalagi di wilayah perbatasan Indonesia,” ujarnya. (Ar)



