Kutai Timur – SMPN 5 Kaubun menggelar rapat sosialisasi sistem belajar dari rumah secara online selama massa Pandemi Covid-19 yang menjadi alternatif untuk saat ini. Dimana dalam kegiatan tersebut, turut dihadiri oleh Wakil Kepala Sekolah SMPN 5 Kaubun beserta staffnya dan Wali kelas, serta orangtua murid, di Jl. Meranti, Desa Bumi Etam Sp 1 Kaubun, Kutai Timur.
“Karena masa covid-19 seperti ini kita tidak boleh belajar secara tatap muka langsung, artinya belajar secara online ini yang kita terapkan,” ucap Wakil Kepala sekolah SMPN 5 Kaubun Nur Aisiah, Selasa (21/7/2020).
Lebih lanjut, Dalam sosialisasi tersebut Nur Aisiah juga mengatakan bahwa sistem pembelajaran ini nantinya akan diberikan beberapa materi dengan penjelasan tanya jawab secara langsung, dan akan membagikan buku, sehingga para siswa/i akan bisa mempelajari buku tersebut, serta akan diberikan tugas.
“Penilaian tugas nantinya para siswa langsung mengirimkan kepada masing-masing gurunya & setiap guru akan mengkoreksi hasil kerjaan para siswa,” katanya.
Disamping itu, Wali kelas VII B SMPN 5 Kaubun Syahruddin Mbelo juga menambahkan, untuk semester ini akan menerapkan sistem yang berbeda, namun sistem yang berbeda tersebut akan diterapkan saat mendekati ujian. Mengingat saat ini pihaknya telah menggunakan aplikasi Telegram untuk belajar online, karena aplikasi tersebut cukup mudah dan tidak memakan ruang memori pada selular genggam.
“Untuk teknis nya nanti satu pelajaran itu dalam seminggu hanya sekali, kelas VII sampai IX harus menyampaikan semua materi pelajaran pada hari itu juga kemudian semua siswa juga mempelajari bahan materi nya atau misalkan guru membuat video lalu dishare dalam grup tersebut atau misalnya nya rekaman suara berupa penjelasan materinya,” tambahnya.
Sementara itu, saat ditemui secara terpisah, sebagai salah satu orangtua murid Maria Dorcelina Iki, sangat mengeluhkan sistem belajar online ini sangat susah untuk diterapkan, mengingat susahnya jaringan yang didapat, serta harga kuota yang cukup mahal.
“Kuota internet sangat mahal, belum tentu semua siswa memiliki bagaimana dengan siswa yang tidak memiliki handphone, akses jaringan pun susah seringkali gangguan kita yang berada di daerah pelosok,” tuturnya. (rcd)
Editor: (dy)
Juli 21, 2020