
Samarinda – Dalam memasuki tahun ajaran baru 2020, pihak orang tua siswa protes perihal Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Hal tersebut karena adanya sistem zonasi, sehingga membuat anak-anak mereka tidak bisa diterima di sekolah.
Orang tua siswa yang didominasi dari ibu-ibu asal daerah Kelurahan Bukuan, Kecamatan Palaran ini menuntut dan melakukan unjuk rasa didepan kantor DPRD Kota Samarinda, Selasa (7/7/2020).
Diketahui salah satu orang tua siswa, Yulius mengatakan, aksi protes tersebut dilakukan karena adanya sistem zonasi yang dirasa tidak efektif. Mengingat di SMP 20 yang terletak di Kelurahan Bukuan mengurangi beberapa jumlah kelas, hingga menjadi 6 kelas saja.
“Kita kesini untuk menyampaikan keluhan kami atas tidak menerima siswa baru lagi di Bukuan sana karena sistem zonasi ini,” ucap Yulius kepada wartawan Kaltimedia.com.
Sebagai salah satu perwakilan orang tua siswa yang berunjuk rasa, Yulius berharap dengan bertemunya wali murid bersama anggota DPRD serta Dinas Pendidikan Kota Samarinda, bisa menemukan jalan keluar dari permasalahan ini.
Lebih lanjut, disisi lain dari pihak Dinas Pendidikan Kota Samarinda, melalui Kepala Bidang SMP, Barlin H Kesuma memberikan waktu untuk pengumpulan data selama satu minggu, serta akan berupaya untuk mencari solusi apakah anak mereka diarahkan di sekolah reguler atau TKB.
“Kita akan mencarikan solusi sesuai dengan data yang ada dan itu kita lihat nama anak dan lokasi. Sehingga kita bisa berikan solusi sesuai dengan zona mereka,” ujarnya.
Sementara itu Wakil Ketua DPRD Kota Samarinda, Rusdi yang telah bertemu dengan para orang tua menjelaskan adanya kelebihan pendaftar sedangkan dari pihak sekolah tidak bisa menambah kuota siswa baru lagi.
“Jadi jumlah siswa yang diterima itu enam kelas karena acuannya adalah berapa yang tamat. Pada saat pendaftaran terjadi kelebihan, dan dari pihak sekolah juga tidak dapat menambah kelas secara aturan. Dengan adanya kedatangan dari orang tua dan juga kami meminta kepasa Dinas Pendidikan mencarikan solusi,” jelasnya.
Rusdi pun kembali mengatakan, dengan adanya pertemuan antara orang tua dengan Dinas Pendidikan, sangat berhatap anak-anak ini bisa bersekolah dan melanjutkan pendidikan mereka.
“Harapan kami tentunya anak-anak ini dapat diterima disekolah, artinya paing tidak dicarikan solusinya apakah itu di sekolah yang terdekat atau di sekolah yang mana. Harapan kita yang penting anak kita bisa sekolah,” pungkasnya. (titi)
Editor: (dy)