SAMARINDA – Menjelang Hari Raya Idul Fitri, jasa penukaran uang baru di Kota Samarinda mulai bermunculan satu persatu di pinggir jalan. Namun di tengah pandemi COVID-19 ini tidak seramai seperti tahun-tahun sebelumnya.
Sejumlah para pelapak mengaku tidak berani membuka lapak jasa sejak awal bulan puasa karena kondisi ekonomi yang sedang tidak baik imbas dari corona. Salah satu pelapak jasa tukar uang, Sabrina (47) di Jalan Pahlawan, Kelurahan Dadi Mulya, Kecamatan Samarinda Ulu, mengatakan akibat virus corona yang tengah terjadi banyak orang-orang yang tidak menukar uang.
“Sepi sekarang, karena lagi ada corona gini,” serunya Selasa (19/5/2020) sore.
Sabrina yang membuka lapak dari siang hingga sore hari, merasakan perbedaan antara tahun lalu dan tahun sekarang. Dimana saat ini rata-rata orang hanya menukar uang pecahan hanya Rp. 5.000 dan Rp 2.000.
“Kalau tahun kemarin orang-orang banyak yang menukar sampai ratusan. Tahun kemarin juga banyak yang nukar uang pecahan Rp. 20.000 dan Rp 10.000,” jelasnya.
Memang, jasa tukar uang seperti yang dilakukan Sabrina sudah menjadi rutinitas setiap tahunnya. Biasanya mereka akan mengambil keuntungan sebanyak 2,5% dari setiap pecahan mata uang yang ditukarkan.
“Ya semoga hari-hari kedepannya lebih, dari apa yang dirasakan sekarang ini virus corona segera berlalu,” ungkapnya. (titi)