Antara Was-was Covid-19 dan Naluri Bertahan Hidup di Pasar Ramadhan

Suasana pasar Ramadhan dadakan di jalan lambung mangkurat Samarinda setiap sorenya jelang berbuka puasa. (titi)

SAMARINDA – Sudah menjadi hal lumrah pada setiap tahunnya di bulan ramadhan, setiap sudut Kota Samarinda bermunculan pasar Ramadhan dadakan. Berbagai macam menu untuk berbuka puasa telah disajikan oleh para pedagang.

Salah satunya yang terpantau di sepanjang jalan Lambung Mangkurat, Kelurahan Pelita, Samarinda Kota, yang cukup ramai oleh para penjual dan pembeli yang silih berganti. Meski masih dalam masa pandemi Covid-19 ini para pedagang tetap nekat berjualan walapun mereka tetap merasa was-was saat melayani para pembeli.

“Tentunya saat kita berjualan seperti ini ada rasa waswas, karena kan kita tidak tahu mereka habis dari mana saja,” ujar Nurul (20) salah satu pedagang takjil.

Nurul mengatakan, untuk bertransaksi secara langsung, uang yang diterimanya bisa saja berpotensi menjadi media penyebaran virus. Namun ia tidak memiliki pilihan lain, walaupun ancaman virus corona begitu nyata, namun kebutuhan hidup tetap harus dipenuhi.

“Kita disini membantu ibu untuk mencari tambahan. Tetap pakai masker saat berjualan, kita mengikuti imbauan dari pemerintah. Dan saya juga ada membawa and sanitizer,” katanya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Emak Ri’ah (54), salah satu pedagang yang juga menjajakan takjilnya. Dirinya juga khawatir apalagi kasus covid-19 terus bertambah setiap harinya, namun dirinya terus memberanikan diri, serta berusaha menjaga jarak antar penjual dan pembeli lainnya.

“Kalau takut bisa saja sistem imun tubuh kita turun terus. Yang penting jaga jarak saja,” serunya. (titi)

Share

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *