SAMARINDA – Seorang anak berusia 13 tahun bernama Mustofa mengindap penyakit tumor ganas pada bagian wajah dan kepalanya. Kini Mustofa hanya bisa terbaring tak berdaya di rumahnya, di Jalan Dr Sutomo Gang 7 blok B no 22, RT 34, Kelurahan Sidodadi, Samarinda Ulu.
Romli, ayah Mustofa bersama istrinya, Mariam menceritakan mengenai kejadian awal yang menimpa anaknya tersebut. Berawal dari kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti Mustofa di sekolahnya, SMP Negeri 22 Samarinda pada bulan Februari 2020 lalu.
Saat mengikuti kegiatan ekskul tersebut, Mustofa pun pulangbdiantar oleh teman-temannya karena saat itu mengalami keram pada bagian paha kanannya.
“Pas itu dia izin kesaya main futsal buat ambil nilai, pas pulang-pulang kakinya keram. Saya pijit-pijit kakinya supaya tidak keram lagi,” ungkap Romli.
Namun bukannya membaik, keadaan kaki Mustofa semakin hari semakin parah, dengan munculnya benjolan dibawah mata kanannya. Romli sempat membawa Mustofa ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda untuk mengetahui penyakit yang diderita anaknya.
“Sudah dibawa ke poli mata, ortopedo, dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan di Lab Nuklir agar dapat mengetahui penyakit anak saya,” jelasnya.
Setelah di periksa di Lab Nuklir diketahui Mustofa mengidap penyakit tumor dan dirawat inap di UGD RSUD AWS selama 12 hari. Selama rawat inap, keadaan Mustofa malah semakin memburuk, bahkan benjolan matanya semakin membesar dan muncul benjolan lainnya di bagian kepala.
“Selama rawat anak saya mengalami keluhan, akhirnya rujukan sama keluarga akhirnya kita bawa pulang saja,” ujarnya.
Kabar pun tersiar, selang beberapa hari Mustofa mendapatkan bantuan dari Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang. Mustofa pun dijemput Dinas Sosial Samarinda dan di rawat di Rumah Sakit Siaga Almunawwarah Ramania Samarinda.
“Dapat bantuan dari Pak Wali Kota, dan dirawat dia hari di Rumah Sakit Siaga. Dan tidak ada penindakan, dan kembali lagi pulang ke rumah,” ucapnya.
Setelah pulang dari rumah sakit, kini keadaan Mustofa semakin hari semakin melemah. Kini Romli hanya bisa berharap adanya bantuan terhadap pengobatan untuk anaknya. (titi)