BALIKPAPAN – Pusat rehabilitasi orangutan milik Yayasan Konservasi Borneo Orangutan Survival (BOS) Samboja Lestari, terus mengampanyekan lawan Virus Corona. Setelah memutuskan menutup Samboja Lodge di Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari, Yayasan Konservasi BOS kini tengah berjuang menjaga kesehatan semua orangutan yang berada di Samboja.
Saat ini, sekolah hutan masih terus berlanjut. BOS Samboja Lestari tidak bisa menghentikan kontak antara orangutan dengan para penjaganya. Terutama orangutan kecil dan yatim piatu yang masih menjalani sekolah hutan di Samboja Lestari.
Menghadapi Covid19, semua siswa di sekolah hutan diajarkan cara bertahan di alam bebas. Mereka juga diajarkan cara bertahan melawan virus penyakit, termasuk Covid19.
Menurut CEO BOS Samboja Lestari, Jamartin Sihite, Corona dapat dicegah hanya jika orangutan dalam kondisi fit dan sehat. Semua orangutan dan para teknisi harus dijaga kesehatannya.
“Meski Samboja Lodge dan Samboja ditutup untuk umum, namun aktivitas sekolah hutan di dalamnya tetap berjalan. Mereka harus tetap belajar untuk bertahan di alam. Salah satunya untuk melawan virus corona,” kata Jamartin.
Salah satu video yang sempat viral, yaitu satu individu orangutan di sekolah hutan Nyaru Menteng, Kalteng, sedang mencuci tangannya hingga bersih. Hal ini menunjukkan, upaya orangutan menjaga kebersihan tubuhnya untuk melawan virus terus mereka lakukan.
Padahal, aktivitas cuci tangan itu hanya menyontoh aktivitas manusia yang sedang cuci tangan. Selain itu, dampak dari Covid19, kebutuhan masker di Samboja Lestari meningkat.
Kenaikan harga akibat pembelian berdasarkan kepanikan, dan berkurangnya pendanaan akibat penghentian arus pendapatan berbasis pengunjung sementara menjadi salah satunya.
Namun, para karyawan yang berdedikasi terus bertahan karena ada lebih dari 400 orangutan yang mengandalkan teknisi untuk makanan dan perawatan, setiap hari. Bahkan untuk para karyawan yang tidak dapat bekerja demi mengurangi risiko penularan, BOS Samboja Lestari pastikan upah mereka tidak akan terganggu, dan masyarakat dan produsen setempat yang bekerja sama dengan Samboja Lestari tidak terdampak secara ekonomi oleh pembatasan sementara ini.
“Ini adalah masa-masa sulit bagi kami. Kami harus tetap menjaga semua orangutan yang tersisa agar tidak terpapar covid19. kebutuhan masker dan sebagainya menjadi tanggungjawab yang harus dikejar. Ada 400 orangutan yang kami jaga dan memerlukan bantuan para teknisinya,” jelasnya.
Karyawan yang terus bekerja dengan orangutan akan diperiksa suhu tubuhnya dua kali sehari dan diberikan cuti begitu merasa demam atau tidak sehat. Karyawan yang bekerja diwajibkan lebih sering mencuci tangan, menggunakan masker, dan sarung tangan.
Semua barang sekali pakai akan dibakar setelah hari kerja usai. (ar)