Koperasi Merah Putih Pasir Belengkong Disambut Antusias, Jadi Contoh Nasional

Foto: Koperasi Merah Putih di Desa Pasir Belengkong, Kabupaten Paser. Sumber: Istimewa.
Foto: Koperasi Merah Putih di Desa Pasir Belengkong, Kabupaten Paser. Sumber: Istimewa.

Paser, Kaltimedia.com – Kehadiran Koperasi Merah Putih di Desa Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, langsung menuai sambutan hangat dari masyarakat. Baru sehari setelah diresmikan sebagai koperasi percontohan nasional, koperasi ini sudah mulai menunjukkan dampak nyata bagi warga desa.

Koperasi ini menjadi bagian dari program ambisius Presiden Prabowo Subianto untuk membangun 80.000 koperasi di seluruh Indonesia, dan kini telah menjadi salah satu dari 108 koperasi Merah Putih percontohan yang tersebar di berbagai wilayah.

Di lapangan, Koperasi Merah Putih Pasir Belengkong telah mengoperasikan berbagai unit usaha seperti gerai pangan, layanan kesehatan, pupuk pertanian, mini bank, hingga distribusi gas elpiji.Menurut pengurus koperasi, Abdul Syarif, semua layanan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dengan harga terjangkau.

“Gas elpiji 3 kg kita jual Rp22 ribu, sesuai harga agen. Jadi tidak memberatkan warga. Tujuannya memang untuk meringankan beban ekonomi masyarakat,” jelas Abdul kepada Kaltimedia.com.

Menariknya, koperasi ini juga mulai mengadopsi sistem pembayaran digital menggunakan QRIS, selain tetap menerima transaksi tunai. Hal ini menjadi langkah nyata dalam membangun desa yang melek teknologi dan inklusif secara finansial.

“Sekarang pembayaran bisa pakai QRIS. Jadi kami ingin warga desa juga terbiasa dengan sistem digital. Perputaran uang juga jadi lebih sehat dan efisien,” ujar Abdul.

Tak hanya itu, dalam waktu dekat koperasi ini akan mendapatkan bantuan dua unit kendaraan pick-up dari pemerintah pusat. Kendaraan tersebut akan digunakan untuk meningkatkan distribusi hasil pertanian dan kebutuhan logistik antar wilayah, sehingga tidak ada lagi keterlambatan pengiriman.

Koperasi ini juga diharapkan menjadi motor pemberdayaan masyarakat desa, termasuk membuka lapangan kerja bagi para pemuda dan warga yang belum memiliki penghasilan tetap.

“Kami ingin warga yang belum punya pekerjaan bisa dilibatkan di koperasi. Dari operasional hingga pengembangan usaha, semua bisa melibatkan warga lokal,” kata Abdul.

Dengan semangat gotong royong dan pengelolaan yang baik, Abdul Syarif yakin bahwa koperasi ini akan menjadi contoh bagaimana ekonomi desa bisa tumbuh mandiri, adil, dan sejahtera.

“Harapannya, koperasi ini bisa benar-benar membuat desa lebih maju. Bukan hanya tempat belanja, tapi pusat aktivitas ekonomi rakyat,” tutupnya.

Share

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *