Kepala OIKN Anggap Pembangunan IKN sebagai Simbol Penguatan Identitas Budaya Negara

FOTO BERSAMA – Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Basuki Hadimuljono foto bersama dengan peserta yang menampilkan ragam budaya Nusantara di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, Minggu (1/6/2205). Sumber foto: Humas OIKN.

IKN — Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak hanya menjadi sebuah kota yang memiliki infrastruktur canggih. Namun, pembangunan IKN juga mengedepankan pelestarian dan penguatan identitas budaya sebagai kota masa depan. Itu yang disebutkan Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono saat hadir di ragam budaya Nusantara di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, Minggu (1/6/2025).

Basuki menyampaikan bahwa kebudayaan menjadi roh yang menghidupkan IKN sebagai kota yang tidak hanya modern dan hijau. Tetapi juga kaya nilai-nilai tradisi dan kearifan lokal.

“Kami ingin menjadikan kebudayaan sebagai ruh dari pembangunan IKN. Sejauh ini, OIKN telah mengadakan berbagai program kebudayaan seperti ritual adat, rembuk budaya, serta festival olahraga tradisional. Ini adalah bagian dari ekosistem kota yang harus dibangun secara seimbang,” ungkap Basuki dari siaran pers yang diterima Kaltimedia, Senin (2/6).

Dia juga mengapresiasi terhadap dukungan penuh dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia yang terus mendorong penguatan budaya di IKN. Termasuk melalui pelaksanaan berbagai festival budaya yang melibatkan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) dari seluruh Indonesia.

Salah satu wujud konkret dari komitmen tersebut adalah terselenggaranya Festival Budaya Nusantara (Nusantara Cultural Festival) yang dibuka secara meriah di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN. Festival ini menjadi kolaborasi strategis antara OIKN dan Kementerian Kebudayaan, dengan mengusung tema “Nusantara Adalah Kita, Kita Adalah Nusantara.”

Acara ini menghadirkan kemegahan budaya dari berbagai penjuru tanah air. Sebanyak 33 kelompok seni dan budaya turut ambil bagian, termasuk perwakilan dari suku Dayak, Paser, Toraja, Jawa, Mandar, hingga Flores. Tak hanya itu, enam Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) dari 12 provinsi juga ikut memeriahkan festival yang akan berlangsung hingga 1 Juni 2025. (pry)

Share

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *