Go International! Puisi Legendaris Chairil Anwar Terpajang di Pintu Stasiun Kota Seoul, Korea Selatan

Puisi ‘Aku’ karya Chairil Anwar yang dipajang di stasiun kereta bawah tanah Seoul, Korea Selatan. Foto ini diunggah pada 12 Februari 2025. (INSTAGRAM @indonesiainseoul)

SEOUL – Puisi legendaris Chairil Anwar berjudul ‘Aku’ sampai ke luar negeri. Di mana untaian kata yang diciptakan penyair dari Indonesia ini terpajang di pintu stasiun kereta bawah tanah di Seoul, Korea Selatan.

Tulisan puisi Chairil Anwar ini dapat dijumpai di Stasiun Yeouido jalur 5, peron 8-2 dan 8-3; serta Stasiun Gangnam jalur 2, peron 3-3 dan 3-4. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul menjelaskan, pemasangan puisi ini dilakukan dalam rangka Program Puisi Multinasional oleh Pemerintah Kota Seoul, yang berkolaborasi dengan kedutaan besar dari berbagai negara.

Negara-negara yang memasang puisi antara lain Mongolia, Inggris, dan Vietnam. Total ada 27 negara yang berpartisipasi.

Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) atau Charge d’Affaires RI di Seoul, Zelda Wulan Kartika, dalam wawancara yang dimuat di kanal YouTube Arirang TV, 24 Januari 2025, menerangkan isi puisi Aku dan mengapa memilih karya tersebut.

“Kami merasa sangat terhormat dan sedikit terkejut, tetapi dalam arti positif. Kami sangat memahami puisi begitu dihargai oleh masyarakat Korea, jadi inilah mengapa kami ingin mengenalkan Indonesia melalui puisi ke publik Korea,” kata Zelda.

Zelda menjelaskan bahwa ide inovatif pemasangan puisi ini sejalan dengan misi KBRI Seoul untuk memperkuat hubungan bilateral. Terutama dalam mengenalkan pertukaran budaya antara Indonesia dan Korea.

“Puisi Aku adalah karya yang paling terkenal dari Chairil Anwar, berupa pernyataan dari penegasan diri dan menantang diri sendiri, kebebasan, dan keberanian” Hal itulah yang kemudian membuat KBRI Seoul memilih puisi Aku untuk dipajang, mengingat puisi tersebut menunjukkan semangat individu dalam membangun kehidupan.

“Barisnya yang terkenal adalah di baris terakhir, ‘Aku mau hidup seribu tahun lagi’, menunjukkan semangat hidup menggebu-gebu untuk mencapai tujuan. Pesan universal tentang semangat dan determinasi diri ini membuat puisi itu tak lekang oleh waktu dan masih berhubungan dengan lintas budaya termasuk masyarakat Korea, saya pikir,” ujar Zelda. Di akhir wawancara, Zelda turut menyebutkan nama sejumlah penulis karya sastra terkenal di Indonesia selain Chairil Anwar, antara lain Leila Chudori dan Sapardi Djoko Damono. (pry)


Share

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *