
Jakarta, Kaltimedia.com – Kasus keracunan massal akibat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menghantui dunia pendidikan. Apa yang semula diharapkan menjadi jawaban atas masalah gizi anak, justru berbalik menjadi sumber keresahan baru bagi orangtua dan siswa.
Di Bandung Barat, suasana sekolah berubah mencekam ketika ratusan siswa tiba-tiba merasa mual, pusing, hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Dalam hitungan jam, kabar menyebar cepat: ribuan siswa di berbagai daerah mengalami nasib serupa.
Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat per 22 September, sebanyak 4.711 orang menjadi korban keracunan. Angka itu tersebar di tujuh wilayah, dengan kasus tertinggi di Jawa: 2.606 orang.
Namun, data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menunjukkan jumlah korban lebih besar. Laporan per 21 September mencatat 6.452 orang keracunan, dengan kasus terbanyak di Jawa Barat (2.012 orang) dan D.I Yogyakarta (1.047 orang).
Puncaknya terjadi di Bandung Barat. Di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas, 1.315 siswa harus mendapat perawatan medis. Di Sulawesi Tengah, tepatnya Parigi Moutong, 27 siswa pun tumbang usai menyantap makanan MBG.
“Awalnya anak-anak mengeluh mual dan pusing. Kami langsung melarikan mereka ke rumah sakit,” ungkap seorang guru yang mendampingi siswa di Sulteng.
Kini, program yang digadang-gadang menyelamatkan generasi muda dari malnutrisi berubah menjadi alarm bahaya. Ribuan anak yang seharusnya sehat justru berakhir di ruang perawatan, sementara publik terus menunggu langkah nyata pemerintah agar insiden ini tidak kembali terulang. (Ang)