
BALIKPAPAN – Kota Balikpapan masih dibayangi inflasi. Pada Desember 2023 kemarin, inflasi sebesar 0,39 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan November yang mengalami inflasi sebesar 0,44 persen (mtm).
Sementara secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan tercatat sebesar 3,60 persen (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional 2,61 persen (yoy) dan inflasi gabungan 2 Kota di Provinsi Kalimantan Timur 3,46 persen (yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Bambang Setyo Pambudi mengatakan, komoditas penyumbang inflasi pada bulan Desember diantaranya cabai rawit seiring dengan berkurangnya pasokan di pasar.
Selanjutnya, tarif angkutan udara yang bersumber dari peningkatan permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru. Kemudian, laju inflasi turut didorong oleh komoditas daging ayam ras dan juga ikan layang/ikan benggol seiring peningkatan permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru.
“Kemudian kenaikan harga pada komoditas tomat sayur sejalan dengan kenaikan harga dari daerah pemasok dan frekuensi pengiriman yang berkurang,” katanya, Kamis (4/1/2024).
Di sisi lain, laju inflasi tertahan oleh beberapa komoditas bahan pangan diantaranya adalah komoditas kangkung, bayam, jagung manis, sawi hijau yang mulai memasuki musim panen dan telur ayam ras dikarenakan stok yang masih mencukupi.
Ke depan, beberapa faktor yang diperkirakan masih akan memberikan tekanan inflasi, seperti masih tingginya harga bahan pokok penting diantaranya cabai dan beras di tengah pasokan yang belum stabil.
“Kemudian potensi semakin meningkatnya permintaan untuk berbagai komoditas pangan, jasa dan okupansi akomodasi di Kota Balikpapan ditengah dua program srategis nasional yaitu RDMP Pertamina Balikpapan dan Pembangunan IKN,” ungkapnya.
Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan terus bersinergi melakukan berbagai upaya untuk menekan laju inflasi.
“Bank Indonesia akan senantiasa bersinergi dengan berbagai pihak untuk menjaga tingkat inflasi pada rentang target inflasi nasional 2,5 persen ± 1 persen,” ucapnya. (Pcm)