Samarinda – Seorang penjaga sarang walet meninggal bersimbah darah usai ditusuk rombongan perampok yang menyantroni tempatnya menjaga pada Rabu (19/2/2020) kemarin. Kejadian terjadi di Km 45, Desa Selerong, Sebulu, Kabupaten Kukar.
Perampok diperkirakan sebanyak 10 tersangka dan melumpuhkan penjaga dengan menggunakan senjata tajam. Si penjaga tidak sendiri, ia bersama istri dan anaknya yang juga disekap saat itu.
Sutiani (50) dan sang suami Tohir (68) serta anak laki-lakinya I berinisial I (16) bekerja sehari-hari sebagai penjaga sarang burung walet di lokasi tersebut. Dari penjelasan sang istri, kawanan perampok itu tidak berhasil membawa satupun sarang burung walet atau barang berhaga karena memang sarang walet dalam keadaan terkunci saat itu, namun para perampok memaksa hingga menerobos masuk rumah mereka.
“Jadi mereka mendobrak pintu itu kan, mau minta kunci sarang walet. Saya tidak megang kunci karena kita jaga di luar. Mereka tidak percaya dan memaksa kami, dan kami menahan pintu. Karena pintu tidak bisa mereka mencoba lewat jendela. Dan pada saat itu bapak sedang sakit asam urat, jadi kalau jalan itu pincang. Setelah mereka gagal masuk, mereka langsung mengeluarkan sebuah pisau atau bedik gitu dan sama balok kayu ulin itu.” jelas Sutiani.
Sutiani mengaku tidak berdaya setelah kawanan perampok itu menyekap dirinya dan anaknya, juga mengancam suaminya yang sempat melawan dengan para pelaku.
“Saya sempat disandera, sama anak laki-laki saya. Setelah bapaknya roboh, baru kita dibebaskan. Saya luka dibagian tangan kanan kena sayatan. Kalau anak saya yang laki-laki dipukul pake kayu ulin dibagian pinggang belakang,” ungkapnya.
Sang suami pun tersungkur bersimbah darah dengan luka tusukan parah didada sebelah kiri. Jenazah Tohir pun langsung dibawa ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda untuk dilakukan pemeriksaan.
Sementara Sutani dan anaknya sudah dimintai keterangan oleh pihak yang berwajib mengenai ciri-ciri para pelaku untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Tentu peristiwa perampokan sarang burung walet ini membuat masyarakat di wilayah Desa Selerong, Sebulu, Kabupaten Kukar dan sekitarnya semakin khawatir karena para pelaku masih berkeliaran dan tidak segan berbuat sadis kepada korbannya. (titi)