KUTAI TIMUR – Masih banyak desa tertinggal di Provinsi Kalimantan Timur, diantaranya adalah Desa Kaliorang, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur. Mengapa tidak, meski dikelilingi perusahaan batubara dan perkebunan sawit, namun desa tersebut hingga saat ini belum dapat menikmati aliran listrik 24 jam.
“Desa kami itu ring satu dari tambang dan sawit tapi kami malah miskin energi,” kata salah satu perwakilan Himpunan Mahasiswa Pelajar Kaliorang Cabang Samarinda, Nasrul Abdal Fatwa.
Acung sapaannya, mengatakan pada akhir tahun 2019 lalu, PLN UP Sangkulirang telah melakukan pemasangan tiang listrik dan instalasi di rumah warga. Tetapi saat pemasangan ada kendala terkait tanaman yang ada di halaman rumah warga dan kebun warga untuk jalur tiang dan kabelnya.
Masyarakat pun merespon cepat dengan membersihkan tanaman untuk memperlancar pemasangannya, terlebih dari banyaknya tanaman yang dibersihkan mayoritas adalah tanaman kelapa sawit yang juga menjadi salah satu sumber penghasilan warga di desa Kaliorang. Tentu hal ini cukup merugikan, karena sampai saat ini belum ada kejelasan.
Masyarakat yang sudah memasang isntalasi kabel listrik menunggu kepastian kapan listrik 24 jam bisa dinikmati oleh masyarakat di desa kaliorang, mengingat bahwa listrik sebagai salah satu kebutuhan dasar hajat hidup masyarakat.
“Sebelumnya listrik hanya hidup selama 5 jam mulai dari pukul 18.00 sampai 23.00 Wita, sehingga masyarakat berharap adanya koordinasi antar pihak pemerintah Desa Kaliorang dan Camat Kaliorang kepada PLN serta Bupati Kabupaten Kutai Timur, agar ada kepastian bagi masyarakat desa kaliorang untuk menikmati listrik 24 jam,” serunya. (rcd)
Betul itu,hy janji trs