
KALTIMEDIA.COM, BALIKPAPAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) terus memperkuat komitmennya dalam menciptakan ruang publik yang aman dan edukatif bagi anak-anak. Saat ini, DP3AKB sedang melaksanakan proyek peningkatan fasilitas Area Bermain Taman Tiga Generasi yang berlokasi di Kelurahan Sepinggan Baru, Kecamatan Balikpapan Selatan.
Proyek tersebut telah dimulai sejak 1 Oktober 2025 dan dijadwalkan rampung pada Desember 2025. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DP3AKB Kota Balikpapan, Nursyamsiarni Djufril Larose, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program peningkatan kualitas taman kota agar memenuhi standar Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) yang ditetapkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).
“Perbaikan ini kami lakukan untuk memastikan taman memenuhi standar nasional RBRA, sehingga nantinya dapat diakui secara resmi sebagai ruang bermain yang aman, sehat, dan mendidik bagi anak-anak,” ujar Nursyamsiarni, Jumat (17/10/2025).
Menurutnya, peningkatan fasilitas ini menjadi langkah strategis menuju sertifikasi taman ramah anak. Selama proses berlangsung, akses bermain memang dibatasi sementara, namun Pemkot memastikan seluruh kegiatan dilakukan demi kenyamanan dan keselamatan pengunjung ke depannya.
“Kami ingin anak-anak memiliki ruang bermain yang benar-benar memenuhi unsur keamanan, kebersihan, dan edukasi. Setelah revitalisasi selesai, taman ini diharapkan menjadi tempat yang ideal bagi tumbuh kembang anak,” tambahnya.
Saat ini, DP3AKB memprioritaskan dua taman utama sebagai proyek percontohan penerapan standar RBRA, yakni Taman Bekapai di pusat kota dan Taman Tiga Generasi di Balikpapan Selatan. Kedua lokasi tersebut menjadi fokus utama pengawasan dan pembinaan dari KemenPPPA.
Untuk memperoleh sertifikasi RBRA, taman harus memenuhi sejumlah kriteria, seperti tersedianya sarana cuci tangan yang layak, papan imbauan publik, CCTV yang terhubung dengan Dinas Perhubungan, serta alat pengukur suhu tubuh yang berfungsi dengan baik. Selain itu, taman juga wajib memiliki zona aman permainan, alat permainan edukatif, serta fasilitas inklusif bagi anak-anak penyandang disabilitas.
“Standarisasi ini mencakup banyak aspek, mulai dari keamanan, kesehatan, hingga edukasi. Semua elemen itu penting untuk memastikan taman benar-benar ramah bagi semua anak,” jelas Nursyamsiarni.
Melalui program ini, Pemkot Balikpapan berharap taman-taman publik tidak sekadar menjadi tempat rekreasi, tetapi juga menjadi ruang belajar sosial dan pengembangan karakter anak. Langkah ini sekaligus memperkuat komitmen Balikpapan menuju predikat Kota Layak Anak (KLA).
“Kami ingin taman di Balikpapan tidak hanya indah dan bersih, tetapi juga mendukung tumbuh kembang anak secara menyeluruh. Ini adalah investasi sosial untuk masa depan,” tuturnya.
Ke depan, Pemkot berencana menggandeng komunitas lokal, sekolah, dan kelompok orang tua untuk bersama-sama menjaga serta memanfaatkan taman secara berkelanjutan.
“Ruang publik seperti taman adalah laboratorium sosial tempat anak belajar bersosialisasi, berinteraksi, dan membangun karakter. Dengan dukungan semua pihak, kita dapat menciptakan lingkungan yang benar-benar ramah anak,” pungkasnya. (mang)