
Mari kita kembali ke awal, ke definisi smart city. Dimana proses yang dilakukan manusia seharusnya semakin sedikit, ditambah dengan penggunaan teknologi advance.
Dalam pengambilan keputusan hingga optimalisasi anggaran, maupun penyelesaian masalah juga bisa diterapkan. Dalam konteks ini, ASN bukan lagi sebagai yang melakukan sebuah proses, entah itu birokrasi, pengumpulan data, sanitasi / pembersihan data, dan lainnya.
Melainkan ASN berfungsi sebagai operator. Apabila tidak ada direction final dan manusia masih bertugas dalam proses yang berhubungan dengan data (processing data), maka secara fundamental smart city tersebut gugur makna.
Bukan merupakan smart city melainkan hanya “city with some technologies”. Contoh final direction : Credit score society in China.
Dimana masyarakatnya diberikan score yang bisa bertambah atau berkurang sesuai dengan kepatuhan terhadap aturan. Final direction dari contoh diatas adalah : China adalah negara dengan masyarakat yang patuh pada peraturan.
Ini hanya contoh, jadi jangan dilihat dari nilai normatif kemasyarakatan. Smart city bukanlah sekedar infrastruktur atau pembelian jasa pembangunan aset digital (software/apps).
Smart city merupakan sebuah ekosistem hulu, ke hilir infrastruktur hingga aset digital, komitmen hingga migrasi sistem kerja, dan lainnya. Disini bahkan saya belum membahas machine learning / AI yang dimana hal itu wajib menjadi core smart city.
Kalau pengambilan kebijakannya tidak berdasarkan ilmu data (data science), dimana hal ini merupakan output dari smart city. Seperti yang digaungkan oleh Presiden Jokowi atau Menteri Parekraf Sandiaga Uno, yakni Data driven policy.
Apabila itu tidak bisa dilakukan, maka proposal seperti apapun bagus / menariknya mengenai Smart city, secara langsung harusnya gugur.
Terakhir, dari hal diatas maka jelas dapat kita simpulkan bahwa hal utama dari sebuah smart city adalah : State Apparatus (Aparatur Negara) + Data Scientist, Data Engineer, dan Kelompok Think Tank Tech, serta Tim pendukung lainnya yang elemennya menyesuaikan planning smart city dari kota tersebut + Advance Technologies (Mass Product maupun customize Product analog maupun digital).
Catatan tambahan, bahkan Gojek dengan skalanya yang super besar membutuhkan 1 tahun penuh hanya untuk mengumpulkan data dari apps mereka untuk mereka masukkan sebagai sampling guna mengembangkan machine learning yang mereka ciptakan. Dan itupun hanya proses awal.
Smart city is about planning, commitment, consistency, and iterations.
Happy Ramadhan.