Baitul Arqom Madya, Langkah Pemuda Muhammadiyah Kaltim Meneguhkan Ideologi dan Kepemimpinan

Gambar saat ini: Foto: Pembukaan Baitul Arqom Madya yang diselenggarakan oleh PWPM Kaltim. Sumber: Rfh.
Foto: Pembukaan Baitul Arqom Madya yang diselenggarakan oleh PWPM Kaltim. Sumber: Rfh.

Samarinda, Kaltimedia.com – Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PW PM) Kalimantan Timur resmi menggelar Baitul Arqom Madya (BAM) di Aula Lantai 1 Gedung G Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), Kamis (30/10/2025).

Kegiatan perkaderan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat ideologi, memperdalam wawasan keislaman, serta menyiapkan generasi muda Muhammadiyah yang siap memimpin dan mencerahkan masyarakat.

Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Kaltim, Adam Muhammad, menegaskan bahwa BAM bukan sekadar kegiatan rutin, tetapi merupakan bagian penting dari proses pembinaan kader.

“Perkaderan adalah keniscayaan bagi setiap organisasi, terlebih bagi Pemuda Muhammadiyah. Melalui kegiatan ini, kami menanamkan nilai-nilai perjuangan agar lahir kader yang siap melanjutkan estafet kepemimpinan,” ujar Adam.

Adam menjelaskan bahwa seluruh Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) dari delapan kabupaten/kota di Kaltim turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

“Semua daerah ikut berpartisipasi, hanya Mahakam Ulu yang belum karena belum memiliki kepengurusan. Bahkan Kutai Barat yang sempat vakum kini sudah aktif kembali,” ungkapnya.

Menurut Adam, fokus utama BAM tahun ini adalah penguatan ideologi dan pemahaman intelektual kader sebelum diterjunkan ke masyarakat.

“Kami ingin para kader memahami ideologi Muhammadiyah dan Pemuda Muhammadiyah secara mendalam. Setelah itu, mereka bisa terjun memberikan pencerahan sosial di lingkungannya,” katanya.

Untuk memperkaya wawasan peserta, PW PM menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan — mulai dari tokoh Muhammadiyah, anggota DPRD Kaltim, hingga pengusaha muda.

“Selain dari Kaltim, ada juga pemateri dari Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah. Salah satu tema yang dibahas adalah kewirausahaan,” tambah Adam.

Rangkaian BAM akan berlangsung hingga Minggu (2/11/2025) di Badan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Samarinda Seberang, sementara pembukaannya digelar di UMKT.

Wakil Rektor IV UMKT Bidang Al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Sumber Daya Insani, Suprayitno, menyampaikan rasa syukur karena kampusnya dipercaya menjadi lokasi pembukaan kegiatan tersebut.

“Kami merasa terhormat bisa berpartisipasi dalam proses pembentukan kader Muhammadiyah. Terima kasih atas kepercayaannya, dan mohon maaf jika fasilitas kami masih belum sempurna,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kegiatan seperti BAM dan Darul Arqam merupakan bagian penting dari tradisi perkaderan di lingkungan amal usaha Muhammadiyah.

“Perkaderan harus menjadi proses berkelanjutan, bukan kegiatan sesaat. Inilah ruh dari gerakan Muhammadiyah,” tuturnya.

Ketua Pendidikan dan Kaderisasi Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Nurhadianto, menekankan bahwa organisasi ini memiliki visi besar membentuk kader berkarakter negarawan.

“Pemuda Muhammadiyah bercita-cita melahirkan kader yang berjiwa pemimpin dan berpijak pada empat pilar pemuda negarawan. Salah satunya adalah politik kebangsaan,” ujarnya.

Ia menegaskan komitmen Pemuda Muhammadiyah untuk mengawal Risalah Islam Berkemajuan, sebagaimana hasil Muktamar Muhammadiyah di Surakarta.

“Kami terus berkolaborasi dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan berbagai elemen untuk meneguhkan cita-cita perjuangan itu di berbagai bidang,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Nurhadianto juga mendorong agar sistem perkaderan dikembalikan pada istilah tradisional Tunas Melati, yang telah dikenal sejak lama.

“Ke depan, kami ingin menghidupkan kembali jenjang kaderisasi Tunas Melati Dasar, Madya, Utama, dan Paripurna, disesuaikan dengan konsep empat pilar kader negarawan,” jelasnya.

Menurutnya, organisasi akan rapuh tanpa sistem perkaderan yang kuat. “Sebuah organisasi tidak bisa disebut hidup jika tidak memiliki sistem perkaderan. Tanpanya, arah perjuangan akan kabur dan regenerasi kepemimpinan akan terputus,” tegasnya.

Menutup kegiatan, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kaltim, Siswanto, menyampaikan apresiasi atas semangat juang para kader muda yang terus menjaga tradisi perkaderan di tubuh organisasi.

“Saya bangga melihat Pemuda Muhammadiyah tetap bergerak. Pemuda yang berhenti bergerak, bukanlah pemuda sejati,” tegasnya.

Ia menilai keberlanjutan organisasi sangat ditentukan oleh komitmen dalam menjalankan kaderisasi.

“Tanpa perkaderan, organisasi kehilangan arah dan masa depan kepemimpinan akan terputus,” ujarnya. (Rfh)

Editor: Ang

Share

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *